Jumat, 31 Maret 2017

Persamaan Normal sebuah garis

Garis normal adalah sebuah garis yang memotong sumbu x dan sumbu y akan tegak lurus terhadap sebuah ruas garis yang melalui titik asal (0,0). 
                                                   
                                             
      Gambar tersebut memperlihatkan sebuah garis l yang memotong sumbu x di A(a, 0) dan tegak lurus terhadap ruas garis 𝑅𝑂 ̅̅̅̅ di mana O(0, 0) dan R titik pada garis l. Besar sudut b menyatakan ukuran sudut inklinasi garis RO. Garis RO disebut garis normal dari garis l. Sedangkan nilai p menunjukkan panjang ruas garis.Sudut 𝛽 merupakan sudut apit normal. Untuk menentukan besar sudut apit normal, kita dapat menggunakan sudut inklinasi, yaitu : 𝛽 = α – 90°.
dalam menentukan panjang garis normal dapat di lakukan dengan berbagai cara di antara nya adalah dengan rumus



Selasa, 28 Maret 2017

Sifat-Sifat Garis Dalam Bidang : Kesejajaran dan Perpotongan



Sifat-sifat garis yang berada dalam sebuah bidang dalam geometri Euclide meliputi garis-garis yang berpotongan atau tidak berpotongan. Dua buah garis dikatakan berpotongan jika ada sebuah titik potong yang dilalui kedua garis. Dua garis tidak saling berpotongan disebut garis sejajar. Perhatikan bentuk garis-garis pada gambar dibawah ini.


Gambar di atas memperlihatkan bahwa garis-garis bergradien positif atau negatif memotong sumbu x dan sumbu y masing-masing di satu titik. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu x ditentukan dengan mensubstitusikan nilai y = 0 ke dalam persamaan garis. Perpotongan garis tersebut dengan sumbu y ditentukan dengan cara mensubstitusikan nilai x=0 ke dalam persamaangaris.  Sedangkan garis sejajar sumbu x hanya memotong sumbu y dan tidak memotong sumbu x. Garis sejajar sumbu y hanya memotong sumbu x dan tidak memotong sumbu y. Tabel berikut meringkas hubungan persamaan garis dan titik-titik potong garis terhadap sumbu x dan sumbu y.

Hubungan persamaan garis dan koordinat-koordinat titik potong garis terhadap sumbu koordinat cartesius



Dua garis dapat dikatakan sejajar jika dan hanya jika gradient kedua garis sama. Dan dua garis berpotongan dapat dikatakan tegak lurus apabila sudutnya membentuk sudut siku-siku jika dan hanya jika hasil kali gradient kedua garis bernilai -1.

Sabtu, 25 Maret 2017

Persamaan umum Garis ,gradien ,dan sudut inklinasi

Sebelum membahas Persamaan umum Garis ,gradien ,dan sudut inklinasi  apa itu garis yang selama ini kita sering dengar kita baca sehari sehari ? sebuah Garis dibentuk oleh paling sedikit dua buah titik berbeda. Sebagai suatu himpunan, garis merupakan himpunan titik-titik yang tak hingga dan tak berbatas sehingga garis tidak memiliki dimensi panjang. Jika garis dibentuk oleh titik A dan B maka garis tersebut dapat dinamakan sebagai garis AB. Notasi lain untuk penamaan garis yaitu menggunakan huruf kecil misalnya g, h, l, m dan sebagainya. Sebuah garis juga disebut kurva berderajat satu yang dinyatakan sebagai :

Ax + By + C = 0 untuk A, B, C bilangan riil dan x, y variabel bilangan riil

Sebuah garis dapat ditentukan persamaan kurva berderajat satu seperti di atas apabila diketahui tiga buah titik yang dilalui oleh garis tersebut.

Contoh 1
Sebuah garis yang melalui titik A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) maka persamaan kurva berderajat satu untuk garis tersebut ditentukan sebagai berikut.

Langkah 1) Substitusi koordinat titik ke dalam persamaan kurva
     Garis melalui A(1, 2) => A(1) + B(2) + C = 0 Þ A + 2B + C = 0 ----------------------------  pers. 1
     Garis melalui B(-3, 4) => A(3) + B(-4) + C = 0 Þ -3A + 4B + C = 0 ------------------------  pers. 2
     Garis melalui C(5, 0) => A(5) + B(0) + C = 0 Þ 5A + C = 0 ----------------------------------  pers. 3

Langkah 2) Membuat sistem persamaan linier tiga variabel 

𝐴+2𝐵+𝐶=0
3𝐴+4𝐵+𝐶=0
5𝐴+𝐶=0

Langkah 3) Menyelesaikan sistem persamaan linier
Penyelesaian sistem persamaan linier di atas yaitu :
A = 1, B = 2 dan C = -5
Maka pers
amaan kurva berderajat satu untuk garis yang melalui A(1, 2), B(-3, 4), dan C(5, 0) yaitu x + 2y - 5 = 0
Sketsa garis tersebut pada sistem koordinat Cartesius seperti gambar di atas.







adapun jika kita menyelesaikan dengan persamaan y=ax+b maka





Dimisalkan persamaan garis adalah y = ax+b
-          Subtitusikan titik A ke persamaan garis :
2 = a+b ………... (1)
-          Subtitusikan titik B ke persamaan garis :
4 = -3a+b …….... (2)
-          Eliminasikan persamaan (1) dan (2)
2 =    a+b
4 = -3a+b -
                 -2 = 4a
                 a = -1/2
-          Subtitusikan a = -1/2 ke salah satu persamaan
2 = (-1/2)+b
b = 5/2
          Sehingga didapatkan persamaan y = -a/2 + 5/2

Rabu, 08 Maret 2017

Kedudukan Titik-titik dan jarak antar dua titik


TITIK

Sebelum membahas kedudukan tiitik ,apa itu sebenarnya titik? Kita tidak asing dengan istilah titik. Bahkan setiap kita menulis kita selalu menggunakannya. Apakah sama titik dalam “dunia menulis” dengan titik dalam “dunia matematika”? Dalam “dunia menulis” titik merupakan tanda yang digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat, sedangkan dalam “dunia matematika” titik merupakan sesuatu yang punya kedudukan, tetapi titik tidak punya ukuran. Sama seperti dalam dunia menulis, dalam dunia matematika titik direpresentasikan dengan sebuah noktah “.”. Hanya saja dalam dunia matematika titik diberi nama dengan menggunakan huruf kapital seperti A, B, atau C, dan seterusnya. Pada gambar di bawah ini diperlihatkan dua buah titik, yaitu titik B dan titik Q. 
           Maka dapat di simpulkan bahwa ttik adalah adalah bagian terkecil dari suatu objek, yang menempati suatu tempat atau posisi, yang tidak memiliki panjang, lebar, dan tinggi, besaran, sataun
       


KEDUDUKAN TITIK TITIK

           Konsep titik diperkenalkan dalam geometri Euclid sebagai elemen yang tidak didefinisikan dan tidak memiliki dimensi panjang. Geometri Euclid hanya membahas sifat titik yang diam/tetap. Sedangkan geometri analitik juga menelaah sifat-sifat titik yang bergerak seperti yang terjadi di alam.
           Untuk menentukan letak/posisi suatu titik pada suatu bidang datar diperlukan suatu patokan mula. Patokan mula dapat diambil dari dua garis yang saling tegak lurus.
Dua garis yang saling tegak lurus pada umumnya berupa garis horizontal (sumbu x) dan garis vertical (sumbu y). Sumbu-sumbu koordinat, yaitu sumbu x dan sumbu y membagi bidang datar menjadi 4 daerah yang masing-masing disebut kuadran, yaitu kuadran I, kuadran II, kuadran III, dan kuadran IV.
            Titik-titik pada sebuah bidang yang membentuk himpunan titik dan memenuhi suatu kriteria tertentu dinamakan kedudukan titik (locus of points). Kedudukan titik dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi. Misalnya titik-titik pada lingkaran berjari-jari 1 cm dapat dinyatakan sebagai x2 + y2 = 1. Secara geometris, hanya titik-titik berjarak 1 cm dari titik pusat lingkaran tersebut yang memenuhi kedudukan titik yang dinyatakan oleh persamaan x2 + y2 = 1. Adapun teorema-teorema dasar tentang kedudukan titik-titik (Fundamental Locus Theorems) sebagai berikut.

NO
Teorema                        
Sketsa
1
Teorema 1.1
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah titik P adalah sebuah lingkaran berpusat di titik P dengan ukuran panjang jari-jari d


2
Teorema 1.2
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama yaitu d dari sebuah garis l  adalah sepasang garis-garis sejajar yang masing-masing berjarak d dari garis l


3
Teorema 1.3
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebutperpendicular bisector).yang tegak lurus terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar


4
Teorema 1.4
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua garis yang sejajar yaitu l1 danl2 merupakan sebuah garis diantara keduanya dan sejajar dengan kedua garis tersebut.


5
Teorema 1.5
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap dua garis yang berpotongan yaitu l1 dan l2, adalaha sepasang ruas garis (disebut bisectors) yang membagi dua sama besar sudut-sudut yang yang dibentuk garis l1 dan l2


6
Teorema 1.6
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari kedua sisi sebuah sudut adalah sebuah ruas garis yang membagi dua sudut tersebut (bisector of angle)


7
Teorema 1.7
Kedudukan titik-titik yang berjarak sama dari dua buah lingkaran konsentris (concentric circles) adalah sebuah lingkaran yang konsentris terhadap kedua lingkaran tersebut dan berada tepat di tengah keduanya


8

Teorema 1.8
Kedudukan titik-titik pada jarak tertentu dari sebuah lingkaran yang memiliki jari-jari lebih panjang dari jarak tersebut merupakan sebuah pasangan lingkaran konsentris, di mana masing-masing kedudukan titik tersebut berada di salah satu sisi lingkaran pada jarak tertentu tersebut.

9

Teorema 1.9
Kedudukan titik-titik yang berjarak tertentu dari suatu lingkaran berjari-jari kurang dari jarak tersebut merupakan sebuah lingkaran yang berada di luar lingkaran pertama dan saling konsentris.



berikut adalah contoh soal dari teorema dasar kedudukan titik

contoh1
        Terdapat dua buah pelampung pada sebuah danau. Seorang perenang berenang di danau tersebut sedemikian sehingga ia selalu berjarak tetap (konstan) terhadap kedua pelampung tersebut. Deskripsikan jalur renang yang ditempuh oleh perenang tersebut.
        penyelesaian dari soal tersebut dapat menggunakan polya sebagai berikut:


   1. Understanding the Problem
    a.Nyatakan masalah dengan kalimatmu sendiri !
Misalkan kedua pelampung adalah titik A dan B dan perenang adalah titik C
       Misalkan jarak C ke A adalah dAC dan jarak C ke B adalah dCB.
    Maka posisi perenang yaitu C terhadap A dan B adalah kumpulan titik-titik sehingga    dCA dan dCB selalu tetap. Berbentuk apakah kumpulan  titik-titik tersebut ?

     b.Tentukan apa saja yang akan ditemukan/dicari/diselesaikan !
Bentuk kumpulan titik-titik sehingga dCA dan dCB selalu tetap.
     c. Apa saja yang tidak diketahui dari permasalahan itu ?
Jarak titik A ke B
     d. Informasi apa saja yang kamu peroleh dari permasalahan itu ?
          Titik A dan B berbeda posisi.
      Jarak dCA dan dCB selalu tetap yaitu dCA = dCB untuk meskipun posisi C berubah-ubah.

     2.Devising a Plan
     Strategi pemecahan masalah yang mungkin dapat digunakan untuk menyelesaikan           masalah:
      a. Membuat diagram / gambar. 
Menggambarkan posisi titik A, B, dan C sesuai kondisi masalah.
      b. Menguji masalah yang relevan dan memeriksanya apa dapat digunakan
Memeriksa jika ada satu atau lebih teorema dasar kedudukan titik yang menyerupai masalah ini.

      3.Carrying Out the Plan
      a. Membuat diagram / gambar
                      

      b. Memeriksa jika ada teorema kedudukan titik yang sesuai
Teorema 1.3 : Kedudukan titik-titik yang berjarak sama (equidistant) dari dua buah titik P dan Q adalah sebuah ruas garis (disebut perpendicular bisector). yang tegak lurus  terhadap ruas garis  dan membagi  menjadi dua bagian sama besar

      4.Looking Back   
Langkah terakhir pemecahan masalah adalah memeriksa kembali jawaban atau solusi terhadap permasalahan sebenarnya dengan cara:
       a. Memeriksa dengan pembuktian : 
Buktikan teorema 1.3 berdasarkan masalah tersebut secara deduktif.
       b.Menginterpretasikan penyelesaian permasalahan ini berdasarkan argumentasi                 (reasonable) dengan menggunakan koordinat dan aljabar.

        Misalkan koordinat titik C(x, y) di mana dCA = dCB dengan koordinat A(xa, ya) dan              B(xb,yb) maka dapat dibuktikan untuk posisi C di C1(x1, y1), C2(x2, y2), … Cn(xn, yn)            yaitu : 
        (a) jika ruas garis  tegak lurus sumbu x maka y1 = y2 = … = yn
        (b) jika ruas garis  tegak lurus sumbu y maka x1 = x2 = … = xn
        Selanjutnya harus dibuktikan bahwa garis C1C2 tegak lurus
       Dengan bantuan geogebra dapat dilakukan simulasi untuk menunjukkan solusi  untuk tiga    posisi C yang berbeda-beda

JARAK DUA TITIK PADA BIDANG DATAR




Suatu titik kita misalkan A dan B yang berada pada koordinat berbeda maka Jarak kedua titik tersebut dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Buatlah dua titik berbeda yaitu A dan B lalu hubungkan dengan sebuah ruas garis.
2) Buat sebuah garis melalui A dan sebuah garis lain yang melalui B sehingga kedua garis berpotongan tegak lurus.
3) Tentukan titik potong kedua garis yaitu C sehingga diperoleh segitiga siku-siku ACB atau BCA lalu ukur panjang ruas garis CA dan CB

4) Tentukan panjang ruas garis AB dengan menggunakan Teorema Phytagoras: